Banyak juga pasangan suami-istri yang harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan keturunan. Bahkan, tak sedikit pula hingga belasan tahun untuk bisa dikaruniai anak. Namun dengan kemajuan bidang medis, kini ada metode program bayi tabung atau in-vitro fertilization yang biasa disebut IVF.
Selain di Indonesia, kini ada pilihan lain untuk menjalankan program bayi tabung di luar negeri, contohnya di Malaysia. Negeri Jiran sudah menjadi pilihan yang populer di kalangan pasangan suami-istri.
Diketahui, Malaysia merupakan salah satu negara yang telah dikenal reputasinya untuk fasilitas kesehatan berkualitas dunia, termasuk pusat perawatan kesuburan. Saat ini terdapat 20 pusat perawatan kesuburan yang tersebar di Malaysia, 5 di antaranya memiliki sertifikasi Reproductive Technology Accreditation Committee (RTAC).
Sebagai salah satu negara pilihan untuk destinasi kesehatan, Malaysia menerima permintaan tinggi untuk perawatan kesuburan, terutama dari masyarakat Indonesia, Tiongkok, Vietnam, dan Myanmar.
Nah, kira-kira bagi yang minat untuk menjalankan program bayi tabung di Malaysia, berapakah kisaran biaya yang harus dipersiapkan? Ternyata, tidak seperti imej berobat ke luar negeri itu pasti mahal, biaya untuk menjalani program bayi tabung di Malaysia bisa dikatakan cukup terjangkau.
Diungkapkan oleh Nik Yazmin Nik Azman, Chief Commercial Officer Malaysia Healthcare Travel Council, sebetulnya total biaya untuk program bayi tabung itu tergantung dari prosedur yang dipilih.
Sebab sekarang, program bayi tabung yang bisa dipilih mulai dari yang standar hingga tercanggih. Mulai dari program transfer standar, pembekuan embrio, Piezo-ICSI, PGT with Ion Torrent NGS, sampai Microsort. “Biaya tergantung prosedur yang dilakukan. Basic-nya sih sekira 15000 hingga 20000 RM atau sekira Rp50 sampai 75juta,” ungkap Nik Yazmin, saat ditemui di Jakarta Pusat baru-baru ini.
Kisaran total biaya yang harus dipersiapkan saat hendak menjalani program bayi tabung ini, selain bisa ditakar dengan tingkat prosedur yang dipilih. Selain itu, juga bisa diperkirakan dari usia dan kondisi pasien, pasangan suami-istri itu sendiri. Pasangan suami-istri yang notabene usianya masih muda, biasanya ketika IVF teknologi yang dipakai tidak yang terlalu canggih, sehingga biasanya tidak memerlukan biaya mahal.
Dengan kata lain, semakin tua usia pasangan suami-istri mengikuti program bayi tabung, maka kemungkinan biaya yang dikeluarkan juga akan semakin tinggi, kenapa? Dijelaskan oleh Dr. Eeson Sinthamoney, Obstetrics dan Gynaecology dari Sunfert International Fertility Centre, Malaysia, hal ini karena mengingat saat usia sudah semakin tua, kondisi kesehatan tubuh, kondisi rahim, hingga jumlah dan kualitas sel telur juga tak sebanyak dan tak sebaik saat usia masih muda.
“Batas usia sebaiknya memang di bawah 35 tahun. Tapi, misalnya perempuannya sudah 42 tahun pas coba IVF karena menikah di usia 41, boleh tidak? Ya, boleh coba IVF, tapi harus tahu kalau jumlah telurnya sedikit. Kualitas telur pun kurang, usahanya mesti lebih. 10 persen perempuan umur awal 30an memang jumlah telurnya berkurang,” pungkas Dr. Eeson.
Source: Okezone.com