Dream – Bagi pasangan yang sedang merencanakan memiliki buah hati, penting untuk melakukan pemeriksaan secara mendetail. Bukan hanya para calon ibu tapi juga calon ayah.
Seperti kita tahu kehamilan bisa terjadi jika sel telur yang sehat dibuah dengan sel sperma yang berkualitas. Eeson Sinthamoney, pakar kesuburan dari Malaysia, mengungkap kalau kaum pria kerap mengalami masalah infertilitas dan hal ini berdampak buruk pada program kehamilan.
Ia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan sperma secara mendetail. Hal ini agar program kehamilan bisa berjalan dengan efektif.
” Masalah kesuburan pada lelaki memang kerap terjadi, walaupun mereka nggak percaya. Kalau cek sperma laki-laki, mungkin masalah infertilitas sperma bisa ditemukan sekitar 40 persen,” kata Eeson, di Jakarta, Rabu 15 Januari 2020 dalam acara kampanye Malaysia Year of Healthcare Travel 2020 .
Masalah sperma terbagi menjadi dua kategori, yaitu ringan dan berat. Apa bedanya?
” Masalah kecilnya, mungkin bilangan spermanya oke (banyak), pergerakannya oke, tapi bilangan yang cacatnya agak tinggi. Tapi, bisa (masih ada potensi kehamilan),” ujar Eeson.
Untuk kategori beratnya adalah tidak adanya sperma. Hal ini bisa jadi karena gangguan reproduksi.
” Harus dikenali betul kenapa nggak ada spermanya. Kadang, disebabkan fungsi alat kelamin yang terganggu atau masalah lainnya,” ujar Eeson.
Eeson memperingatkan bahwa kesuburan pria bisa rusak oleh dua hal, yaitu oleh kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Demi menjaga kesuburan, ia mengingatkan agar kaum pria mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.
Dream – Sahabat Dream sebaiknya rajin mengganti selimut, sprei, karpet, baju, dan segala perlengkapan rumah tangga, secara teratur.
Kalian juga perlu hati-hati dalam memilih berbagai jenis makanan yang ada di zaman sekarang, termasuk makanan cepat saji. Sebab, semua itu bisa menjadi sumber masalah bagi kualitas sperma para pria modern.
Penelitian yang dilakukan University of Nottingham mengulas tentang penyebab tingkat kesuburan pria makin menurun.
Ternyata, bahan atau kontaminan pada benda-benda rumah tangga jadi penyebab kualitas sperma pria menurun dalam delapan tahun terakhir.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam Scientific Reports mengidentifikasi dua bahan kimia khusus buatan manusia yang dapat menyebabkan hal ini terjadi.
Salah satunya adalah bahan aditif yang biasa ditambahkan pada bahan baku sintetis agar bisa dibentuk dengan mudah.
Bahan yang umum dikenal sebagai DEHP ini banyak ditemukan di peralatan rumah tangga. Seperti karpet, sprei, sarung bantal, dan bahkan pakaian.
Sedangkan bahan kimia lainnya adalah zat yang dikenal sebagai polychlorinated biphenyl 153.
Walaupun sudah dilarang digunakan secara global, bahan ini masih terdeteksi secara luas, termasuk di dalam makanan.
Lucunya, para peneliti mendapatkan adanya persamaan antara temuan terbaru ini dengan penelitian sebelumnya terhadap anjing jantan.
Hal ini makin menguatkan bahwa bahan kimia pada peralatan rumah tangga modern memengaruhi kualitas sperma kaum pria.
” Studi baru ini mendukung teori kami bahwa ada kesamaan antara masalah kesuburan anjing domestik dengan kualitas sperma pada pria,” ujar Richard Lea.
Menurut Lea, bahan kimia buatan manusia yang telah banyak digunakan di rumah dan lingkungan kerja mungkin bertanggung jawab atas penurunan kualitas sperma ini.
” Penurunan kualitas sperma tersebut dilaporkan pada pria dan anjing yang tinggal di lingkungan yang sama,” tambah Lea.
Sementara itu, Rebecca Sumner, seorang mahasiswa PhD di balik eksperimen ini, bahkan membawa kabar yang lebih buruk bagi kaum pria.
Dia menemukan bahwa dalam kedua kasus dan kedua subjek (manusia dan anjing), efeknya bisa mengurangi motilitas sperma dan meningkatkan fragmentasi DNA.
“ Kita tahu bahwa ketika motilitas sperma manusia memburuk, fragmentasi DNA akan meningkat. Dan ketidaksuburan pada pria dikaitkan dengan meningkatnya fragmentasi DNA pada sperma. Dan hal itu juga terjadi pada anjing peliharaan karena mereka hidup di lingkungan yang sama,” jelasnya.
Tetapi sebelum memutuskan hidup tanpa alat rumah tangga karena takut kualitas sperma menurun, sebaiknya kalian mendengar penjelasan Profesor Gary England.
Pria yang mengepalai School of Veterinary Medicine mengatakan bahwa efektivitas kedua bahan kimia tersebut tergantung pada lingkungan tempat tinggal.
” Polutan mungkin hanya memengaruhi orang yang hidup bergaya Barat akibat efek industri. Artinya, keberadaan bahan kimia tersebut bergantung pada tempat tinggal,” pungkas Profesor England.
Source: Dream.co.id